Aku adalah murid SMP atau lebih tepatnya kelas IX di SMP negri
Dengan terpaksa penjaga toilet itu menerimanya hal itu karma cacing tetap memaksa padahal penjaga tolet itu sudah bilang tak apa-apa tapi cacing tetap memaksa setibanya di bis dia langsung duduk dan bis langsung melesat berangkat hingga ada yang megejutkan kami yaitu seorang kondektur bis yang bertugas memerisa karcis, ketika petugas itu selesai memeriksa karcisku di langsung memeriksa karcis cacing tapi dia tiba-tiba panic karena ketika tangannya itu dimasukkan kedalam jari tiba-tiba dengan wajah penuh keringat dingin diamengeluarkan tanganya dari saku jeansnya dan ternyata tak ada karcis didalam sakunya wajh \nya pun memerah karena panic, lalu aku bertanya kepada cacing kenapa ? dimana karcismu ? lalu dia berkata “tadi aku masih ingat ketika aku ingin ketoilet aku menaruhnya didalam saku jeans kananku” coba cari lagi !
Petugas bis itu lama kelamaan menjadi kesal karena terlalu lama menunggu kami tapi petugas itu malah pura-pura batuk sebagai penegasan sambil berkata kalau karcisnya tak ada kamu harus membayar lagi, apa bayar lagi pak jelas-jelas saya tadi sudah beli bapak ngaco nih, tiba-tiba cacing manepuk kepalanya dia baru teringat sesuatu lalu dia membisikan sesuatu kepadaku yang menyatakan bahwa aku dimintai untuk membayarkan karcisnya yang hilang itu. Setelah itu sambil memandangi pemandangan disekitar jalan cacing bercerita tentang karcisnya tadi ternyata karcisnya yang sebelumnya dijadikan jaminan uang bayar toilet lalu aku pun terpingkal tertawa karena dia membela mati-matian dirinya yang pelupa itu lalu dia segera menyangkal nanti kalo aku sudah dikirimi uang aku pasti akan kembalikan kepadamu lagi kata cacing, ya sudah taka pa yang penting kita bias berlibur bersama.
Hal itu memuat aku teringat tentang kejanggalan-kejanggalan yang cacing lakukan seperti dia pernah menaruh pulpen diselah telinganya tapi dia mencarinya dengan heboh dan berkata bahwa pulpennya telah hilang padhal pulpen iti berada ditelinganya, hal yang lain seperti ketika kami pernah akan berngkat kesekolah bersama ketika kami menaiki angkot yang bisanya kami mengucapkan basmalah tapi berbeda dengan cacing dia malah mengucapkan salam dan dengan serentak orang-orang yang berada didalam angkot menjawab dengan lengkap wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatu. Aku tak sanggup menahan ketawaku dan langsung aku menutup mulutku karena aku sendiri merasa tak enak dengan cacing, tapi dengan percaya diri ia mengatakan kepadaku katanya “orang
Pernah suatu hari dia pernah bercerita kepadaku dia mengatakan bahwa suatu ketika dia hendak naik metromini atau semacam kopaja ketika dia baru naik dia melihat hanya terdapat satu bangku yang masih kosong Yitu dipojok kanan belakang dan disebelahnya ada ibu yang sangat gemuk disitu tiba-tiba tangan ku refleks memegangi pipi ibu itu sampai aku terduduk di bangku pojok kanan belakang itu, setelah itu ibu yang berada disampingku terus melotot seakan matanya ingin lepas setiap melihat kearahku hal itu membuat aku takut melihatnya, bahkan ketika aku turun aku menginjak kakinya karena aku takut untuk melihatnya malah aku yang kesandung hal itu semakin membuatnya marah besar.
Sampai pada suatu hari dia berkata padaku bagaimana ya caranya supaya aku gak eror lagi ya, menurutku hal itu gak perlu dihilangin tapi agak ditahan sedikit saja, lagian mending kamu syukurin aja jadi misalnya aku suntuk kamu certain deh masalah-masalah eror lain mu, ya sudah apa yang membuat kamu senang saja. Akhirnya cacing pun mensyukuri erornya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar